Analisis Kerja keras vs pasrah
Kali ini kita akan mengkaji tentang kerja keras dan pasrah, jika dalam bahasa sehari-hari kata kerja keras dengan pasrah mungkin tidak ada yang perlu dibahas, karena kedua kata tersebut sudah jelas arti dan maksudnya.
Kata kerja keras dengan pasrah akan ada pembahasan jika kita melihat dari sisi segi agama, karena agama punya ajaran bahwa kita sudah di tuliskan atau ditaqdirkan sejak saat dalam kandungan dari jodoh, rezeki, kematian, selamat dan celaka. Dan juga ada perintah lain yang masih sepadan bahwa kita diperintah untuk tawakkal yang artinya pasrah menerima, menyerahkan segala perkara kepada tuhan.
Di sisi lain ada juga perintah agama bahwa kita di perintah untuk merubah nasib keadaan yang notabene untuk bekerja keras dan berusaha. sehingga setelah membaca kedua dasar diatas yaitu perintah tawakkal dan bekerja keras timbul sebuah pertanyaan pada keadaan diri kita masing masing, baik kerja keras atau pasrah?
Mungkin terlalu terburu buru jika anda langsung beranggapan bahwa yang lebih baik kerja keras atau yang lebih baik pasrah. sehubungan hal ini masalah agama maka kita harus berpatokan pada yang ahli agama tiada lain adalah ulama yaitu orang orang yang mempunyai pemahaman ilmu.
Pembahasan ini kami anggap sangat penting sebelum anda lebih dalam terjun ke dunia bisnis, kerja keras, berusaha menggapai kesusksesan dan mendapat uang yang barokah.
Sebelum kamibahas lebih dalam sebuah kajian diatas saya teringat dengan ketiga aliran islam yang memiliki pemikiran-pemikiran berbeda yang masih relevan untuk dibahas sekalian pada kajian ini. Aliran aliran tersebut ialah:
Kata kerja keras dengan pasrah akan ada pembahasan jika kita melihat dari sisi segi agama, karena agama punya ajaran bahwa kita sudah di tuliskan atau ditaqdirkan sejak saat dalam kandungan dari jodoh, rezeki, kematian, selamat dan celaka. Dan juga ada perintah lain yang masih sepadan bahwa kita diperintah untuk tawakkal yang artinya pasrah menerima, menyerahkan segala perkara kepada tuhan.
Di sisi lain ada juga perintah agama bahwa kita di perintah untuk merubah nasib keadaan yang notabene untuk bekerja keras dan berusaha. sehingga setelah membaca kedua dasar diatas yaitu perintah tawakkal dan bekerja keras timbul sebuah pertanyaan pada keadaan diri kita masing masing, baik kerja keras atau pasrah?
Mungkin terlalu terburu buru jika anda langsung beranggapan bahwa yang lebih baik kerja keras atau yang lebih baik pasrah. sehubungan hal ini masalah agama maka kita harus berpatokan pada yang ahli agama tiada lain adalah ulama yaitu orang orang yang mempunyai pemahaman ilmu.
Pembahasan ini kami anggap sangat penting sebelum anda lebih dalam terjun ke dunia bisnis, kerja keras, berusaha menggapai kesusksesan dan mendapat uang yang barokah.
Sebelum kamibahas lebih dalam sebuah kajian diatas saya teringat dengan ketiga aliran islam yang memiliki pemikiran-pemikiran berbeda yang masih relevan untuk dibahas sekalian pada kajian ini. Aliran aliran tersebut ialah:
- Aliran Jabariyah
- Aliran Qodariyah
Ketiga aliran diatas muncul sekitar pada zaman kemajuan aliran kaum mu'tazilah dengan rincian sebagai berikut:
1. Aliran Jabariyah dipelopori oleh jahm bin sofwan. Aliran ini mempunyai paham atau pemikiran bahwa segala sesuatu yang timbul dari gerakan manusia atau mahluk adalah Murni dari tuhan artinya semua sudah di qodlo' dan ditaqdirkan tuhan, manusia tidak punya daya sama sekali.
2. Aliran Qodariyah di pelopori oleh ma'bad al juhani yaitu sebuah aliran yang mempunyai faham atau pemikiran bahwa segaka sesuatu yang timbul dari gerak gerik manusia itu adalah murni dari manusia itu sendiri, artinya mereka beranggapan bahwa gerak gerik manusia itu tidak ada intervensi tuhan sama sekali.
Sekarang kita kembali ke permasalahan yang sedang kita bahas yaitu kerja keras vs pasrah. Jika kita melihat persepsi dari kaum Jabariyah diatas berarti kesuksesan yang hasil dari kerja keras itu sebenarnya tidak ada untuk diri kita karena semua sudah ditetapkan oleh tuhan dan pasrah menjadi sebuah keharusan.
Dan ketika kita melihat dari persepsi kaum Qodariyah diatas berarti memang kita harus berusaha dan kerja keras karena tangan manusia inilah yang menentukan nasibnya. Dan pasrah adalah sebuah kesalahan.
Lalu bagaimana yang benar?
Kita tidak boleh menyalahkan antar golongan namun setidaknya kita mempertahankan akidah kita dengab beberapa dasar alqur'an dan sunnah serta atsar. Jika kita mengambil salah satu saja dari pemahaman kedua aliran diatas maka menurut saya tidak pas untuk kita jadikan dasar kita untuk melanjutkan berbisnis.
Jika memakai paham Jabariyah maka akan stagnan kita tidak akan maju. Jika memakai paham Qodariyah maka kita akan melampaui batas bisa saja kita sombong dan lupa kepada tuhan. Dan jika kita berbisnis hingga lupa tuhan maka uang anda tidak akan barokah.
Saya ambil sedikit persepsi dari paham lain yaitu kaum Asy'ariyah, yaitu aliran yang mengutamakan nash nash alqur'an dan sunnah. bahwa kita bekerja atau bergerak adalah semua taqdir atau kehendak dari tuhan, namun manusia dipertanggungjawabkan atas semua tindakannya bukan berarti semua tindakan yang salah diaerahkan semua kepada tuhan karena yang telah mentaqdirkan, karena agama sudah menuntun manusia untuk berbuat baik, tinggal manusia itu sendiri ingin membuat sebab atau tidak.
Misalnya begini: kita di taqdirkan untuk sukses dan kaya. Namun tuhan tidak secara langsung memberikan sebuah kesuksesan dan kekayaan secara tiba tiba namun manusia dituntut untuk membuat sebab terlebih dahulu yaitu bekerja.
Pernah dikisahkan orang yang ingin membuktikan bahwa hidup dan mati itu sudah ditakdirkan/ditetapkan oleh tuhan. Suatu ketika ia ingin mencoba katakanlah ingin mengetes tuhan, ia pergi ke gunung tanpa membawa bahan makanan dan minuman sama sekali karena ia beranggapan hidup mati sudah ditakdirkan.
Hingga beberapa hari ia berada di gunung tanpa makan dan minum hingga lemas dan pada ahirnya ia matu juga. Dari sinilah kita bisa membuat persepsi baru yaitu takdir memang harus kita jemput. anda ditakdirkan sukses maka silahkan anda jemput dengan kerja keras.
Sekarang masalah tawakkal atau pasrah, tawaakkal adalah menyerahkan sepenuhnya kepada tuhan. Tawakkal ini juga tidaj akan sah tanpa berusaha terlebih dahulu. Sebuah kisah nabi pernah melihat sahabat mau solat ke masjid dan ia meletakkan untanya didekat pohon dan tanpa ditalu, lalu nabi berkata ''kenapa tidak kamu tali untamu''? Ia menjawab ''saya tawakkal nabi!'' Nabi berkata ''talilah untamu Baru berTawakkallah..!''
Dari kisah diatas berarti sudag mulai meruncing bahwa antara kerja keras vs tawakkal memang dua tindakan yang tidak boleh pisah daru orang pembisnis. Kita harus bekerja keras dan berusaha berhasil dan tidaknya silahkan tawakkal kepada tuhan serahkan semua kepada tuhan. Yang penting kita sudah berusaha dan bekerja keras masalah berhasil dan tidaknya serahkan pada tuhan.
Kesimpulan
Jadi serasilah antara kerja keras dengan pasrah. jangan hanya kerja keras tanpa pasrah atau sebaliknya pasrah tanpa kerja keras. Jika kita memiliki rasa pasrah diahir maka sifat putus asa tidak akan hadir pada kehidupan kita andai saja tidak berhasil. Dan jika tanpa rasa putus asa maka kita bisa bangun lagu dan berusaha lagi dan seterusnya hingga berhasil. Semoga bermanfaat, happy earning..!
Sekarang kita kembali ke permasalahan yang sedang kita bahas yaitu kerja keras vs pasrah. Jika kita melihat persepsi dari kaum Jabariyah diatas berarti kesuksesan yang hasil dari kerja keras itu sebenarnya tidak ada untuk diri kita karena semua sudah ditetapkan oleh tuhan dan pasrah menjadi sebuah keharusan.
Dan ketika kita melihat dari persepsi kaum Qodariyah diatas berarti memang kita harus berusaha dan kerja keras karena tangan manusia inilah yang menentukan nasibnya. Dan pasrah adalah sebuah kesalahan.
Lalu bagaimana yang benar?
Kita tidak boleh menyalahkan antar golongan namun setidaknya kita mempertahankan akidah kita dengab beberapa dasar alqur'an dan sunnah serta atsar. Jika kita mengambil salah satu saja dari pemahaman kedua aliran diatas maka menurut saya tidak pas untuk kita jadikan dasar kita untuk melanjutkan berbisnis.
Jika memakai paham Jabariyah maka akan stagnan kita tidak akan maju. Jika memakai paham Qodariyah maka kita akan melampaui batas bisa saja kita sombong dan lupa kepada tuhan. Dan jika kita berbisnis hingga lupa tuhan maka uang anda tidak akan barokah.
Saya ambil sedikit persepsi dari paham lain yaitu kaum Asy'ariyah, yaitu aliran yang mengutamakan nash nash alqur'an dan sunnah. bahwa kita bekerja atau bergerak adalah semua taqdir atau kehendak dari tuhan, namun manusia dipertanggungjawabkan atas semua tindakannya bukan berarti semua tindakan yang salah diaerahkan semua kepada tuhan karena yang telah mentaqdirkan, karena agama sudah menuntun manusia untuk berbuat baik, tinggal manusia itu sendiri ingin membuat sebab atau tidak.
Misalnya begini: kita di taqdirkan untuk sukses dan kaya. Namun tuhan tidak secara langsung memberikan sebuah kesuksesan dan kekayaan secara tiba tiba namun manusia dituntut untuk membuat sebab terlebih dahulu yaitu bekerja.
Pernah dikisahkan orang yang ingin membuktikan bahwa hidup dan mati itu sudah ditakdirkan/ditetapkan oleh tuhan. Suatu ketika ia ingin mencoba katakanlah ingin mengetes tuhan, ia pergi ke gunung tanpa membawa bahan makanan dan minuman sama sekali karena ia beranggapan hidup mati sudah ditakdirkan.
Hingga beberapa hari ia berada di gunung tanpa makan dan minum hingga lemas dan pada ahirnya ia matu juga. Dari sinilah kita bisa membuat persepsi baru yaitu takdir memang harus kita jemput. anda ditakdirkan sukses maka silahkan anda jemput dengan kerja keras.
Sekarang masalah tawakkal atau pasrah, tawaakkal adalah menyerahkan sepenuhnya kepada tuhan. Tawakkal ini juga tidaj akan sah tanpa berusaha terlebih dahulu. Sebuah kisah nabi pernah melihat sahabat mau solat ke masjid dan ia meletakkan untanya didekat pohon dan tanpa ditalu, lalu nabi berkata ''kenapa tidak kamu tali untamu''? Ia menjawab ''saya tawakkal nabi!'' Nabi berkata ''talilah untamu Baru berTawakkallah..!''
Dari kisah diatas berarti sudag mulai meruncing bahwa antara kerja keras vs tawakkal memang dua tindakan yang tidak boleh pisah daru orang pembisnis. Kita harus bekerja keras dan berusaha berhasil dan tidaknya silahkan tawakkal kepada tuhan serahkan semua kepada tuhan. Yang penting kita sudah berusaha dan bekerja keras masalah berhasil dan tidaknya serahkan pada tuhan.
Kesimpulan
Jadi serasilah antara kerja keras dengan pasrah. jangan hanya kerja keras tanpa pasrah atau sebaliknya pasrah tanpa kerja keras. Jika kita memiliki rasa pasrah diahir maka sifat putus asa tidak akan hadir pada kehidupan kita andai saja tidak berhasil. Dan jika tanpa rasa putus asa maka kita bisa bangun lagu dan berusaha lagi dan seterusnya hingga berhasil. Semoga bermanfaat, happy earning..!
0 Response to "Analisis Kerja keras vs pasrah"
Post a Comment
Ada pertanyaan? silahkan di kolom komentar